FENOMENA SECOND ACCOUNT, FAKE ACCOUNT, DAN STALK ACCOUNT

2017.
Jaman sekarang udah banyak banget sosial media yang bisa kita jumpai. Sudah jelas kalau sosial media sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Mulai dari urusan kerjaan, kebutuhan sosial, sampe anak SD aja sekarang udah pada punya akun sosmed. Tak terkecuali nyokap gue yang hobinya Facebook-an mulu tiap hari. Gak mungkin kalau lo gak buka sosmed dalam sehari. Walau lagi gak ada kuota pun, pasti bakal dibela-belain cari koneksi internet. Mau lo nyari wi-fi di kafe atau sekedar nebeng thetering temen sekalipun.

Dari sekian banyak sosmed yang bisa dijumpai, ada satu media sosial yang lagi jadi perhatian gue banget akhir-akhir ini, yaitu Instagram.

Seperti yang ditulis di postingan gue sebelumnya, gue pernah bilang kalau Instagram is one of social media that I can't live without. Gue kerajingan banget sama sosmed satu ini, walaupun akhir-akhir ini gue lagi berusaha buat mengurangi 'jam terbang' gue buat berselancar di Instagram.

Ada beberapa fenomena lucu di antara pengguna Instagram, dan mungkin diantara lo pasti ada yang pernah denger. Those are Second Account, Fake Account, and Stalk Account.

Pernah denger? I bet you even got one :p

1. Second Account.
Second Account, atau akun iseng-isengan, atau terserah-lo-mau-nyebut-apa, adalah akun sekunder yang dimiliki seorang pengguna Instagram. Pemilik second account biasanya mengunci akunnya dan hanya orang-orang tertentu atau orang terdekat saja yang bisa berinteraksi, boleh melihat dan terlibat sama akunnya. Pengguna second account ini biasanya butuh privasi lebih untuk posting di sosmednya. Alasannya karena ia tidak ingin mem-publish tautannya ke sembarang orang dan hanya orang-orang terdekat atau yang ia percaya saja yang boleh tahu isi postingannya. Mau dia marah-marah atau ngasih tau aibnya sendiri, atau mau umbar foto-foto jeleknya dia, ya terserah dia. Karena hal-hal kayak gitu gak bakal bisa dia share di main account-nya dia.

Buat gue sendiri, sebenarnya gue juga salah satu pelaku pembuat second account. Gue punya akun satu lagi karena ada hal-hal yang pengen gue share, tapi cukup ke orang-orang yang gue percaya aja. Alasan lainnya? Ya seperti yang gue katakan sebelumnya, gue butuh privasi lebih. Akun itu digunakan semata-mata just for share something more private. Artinya, hanya buat orang-orang terdekat gue yang boleh tau, dan orang-orang yang gue percaya kalau mereka gak bakal 'ember' ke orang lain. Maka dari itu, bersyukurlah kalau lo adalah salah satu followers second account gue, karena tandanya gue percaya sama lo :p

Di sekitar gue banyak banget yang punya second account dan gue tau kalau kebanyakan dari mereka gak mau berbagi sama gue. Mungkin karena gue bukanlah salah satu orang terdekat mereka, atau hubungan gue dengan mereka yang biasa-biasa aja. Jangankan orang biasa kayak kita, beberapa artis yang gue tau aja ada juga yang punya second account. Padahal main account-nya verified dan bahkan punya ratusan ribu followers. Kalau gue jadi dia, mungkin akan ada beberapa hal yang 'sensitif' dan pribadi banget buat diposting dan gue juga akan memilih untuk post di second account gue. Apalagi kalau kasusnya gue adalah seorang public figure yang bakal rawan banget jadi bahan bully netizen. Tau sendiri, netizen sekarang jempolnya jahat-jahat banget, geng.

Tapi pengguna second account ini biasanya gak mengganggu, sih. Dalam kasus gue, akun itu cuma buat gue sendiri dan gue pake foto asli gue buat profil. Cuma digembok aja, bukan buat konsumsi umum. Jadi tetep pake identitas sendiri.

Untungnya, sekarang Instagram punya fitur baru, yaitu close friends. Jadi lo bisa bikin list sendiri siapa aja teman dekat lo. Lo bisa sharing foto atau story ke temen-temen deket lo doang tanpa harus punya second account. Sayangnya gue udah punya second account ini jauh sebelum Instagram punya fitur close friend. Jadi udah keburu punya duluan. Mungkin ini salah satu inovasi Instagram dalam menyikapi second account yang menjamur, biar gak banyak akun spam kali, ya.

2. Fake Account.
Fake account atau akun palsu ini jelas beda ya sama second account. Letak perbedaannya kalau second account itu, at least lo pake identitas sendiri. Kalau fake account. lo pake identitas orang lain. Bahkan menurut gue, keberadaan fake account lebih menjamur dibanding second account. Banyak banget ada dimana-mana. Contoh simpelnya, lo gak bakal bisa tau mana akun artis yang asli kalau dia gak ada tanda verified-nya. Kalau artis gak usah ditanya lagi, ya. Itu memang udah konsekuensinya dia dikenal banyak orang, fotonya ada dimana-mana, identitas pribadinya udah jadi rahasia umum, jelas gampang kalau mau main ambil informasinya trus tinggal dijadiin akun palsu. Agak menganggu ya, emang.

Jangankan artis, temen gue, yang literally bukan siapa-siapa aja ada akun palsunya. Emang sih, temen gue ini orangnya cantik dan dia cukup populer. Gue tau karena waktu itu diposting si temen gue ini di Instagram-nya. Pas gue liat profilnya, bener aja, foto profilnya akun palsu itu pake fotonya temen gue tapi pake nama lain. Akhirnya di-DM lah langsung sama temen gue ini, eh dia malah di-block sama si akun palsu, hahaha. Setelah terciduk, si pelaku akun palsu akhirnya langsung ganti identitas. Langsung ganti username dan fotonya beda lagi. Gak tau nyolong dari mana lagi itu orang.

Gue sih kurang paham ya, faedahnya bikin akun palsu ini apa. Sampe berani ngambil foto orang tanpa seizin yang punya dan tau-tau diklaim sebagai seseorang yang baru. Soal tujuannya apa, gue juga gak tahu. Mungkin mereka punya tujuan tersendiri, atau emang mereka gabut banget. Dunno. Tapi emang serem sih, kalau tiba-tiba lo menemukan sebuah akun dengan foto profil lo tapi namanya bukan nama lo, trus pas diliat isinya foto-foto lo semua, which is yang lo jaga sebaik mungkin dan tau-tau orang lain punya, gak tau dapet dari mana. This just... damnnn!

Yang lebih ngeri lagi kalau akun palsu ini digunakan pihak yang gak bertanggung jawab buat hal-hal yang negatif. Misalnya menjelek-jelekkan, membully, atau memfitnah seseorang menggunakan akun dengan identitas lo. Ini udah bahaya banget dan lo bisa tuntut atas pencemaran nama baik. Hng... amit-amit, semoga gak ada yang seperti itu, ya.

3. Stalk Account.
Nah, ini nih, yang belakangan ini menjamur banget di antara followers gue. 11:12 sama fake account, cuma akun ini jelas tujuannya buat kepoin seseorang. Gue gak pernah tahu keberadaan stalk account ini sampai Instagram mengeluarkan fitur  Insta Story. Waktu awal kemunculan fitur Instastory ini, gue gak pernah make. Waktu itu gue belum upgrade aplikasi Instagram dan gue lagi seneng-senengnya masih mainan Snapchat. Pas Instagram punya fitur ini gue langsung gak respect gitu karena doi bener-bener niru Snapchat plek-plekan. Gara-gara itu, Snapchat makin hari makin sepi, dan gue juga perlahan mulai ninggalin Snapchat karena sepi (I'm sorry, Snapchat :( ). Lalu gue beralih nyobain fitur si Insta Story ini.

Mirip sama Snapchat, di Insta Story ini kita bisa liat siapa aja yang udah ngeliat postingan kita. Dan yang membuat gue curiga, kadang ada beberapa momen, very soon after I posted something in Insta Story, selalu ada akun yang gercep banget liat Story gue. Oke, gue biasa aja. Beberapa waktu kemudian, si fake account atau si Stalk account ini mulai berani nge-DM gue. Nge-DM gak jelas atau nanya-nanya sesuatu yang menurut gue, 'penting banget nanya gitu, hah?'. Muncullah rasa keingintahuan gue buat cari tau siapa dibalik pengguna akun itu, akhirnya gue buka profilnya, pas gue lihat, muncul tulisan "this account is private".
Mungkin gak seratus persen akurat, tapi kira-kira beginilah ciri-ciri lainnya:

Posts : <5
Followers : Biasanya dibawah 50
Following : Sekitar 300an atau 500an, yang jelas jomplang banget sama jumlah followers-nya.
Foto profil : Fotonya dari jauh, mukanya gak jelas, kadang foto artis, atau kadang malah gak ada fotonya.

Yang lebih mencurigakan lagi gue iseng buat follow back si akun ini, tapi sampai berjuta-juta tahun kemudian, permintaan follow gue gak pernah diterima sampe sekarang. Malah kadang ditolak. Why? Biasanya kalo orang pada umumnya, kalau difollow back itu diterima, lah ini uwe malah ditolak. Sedih bener :(

Gak tau juga, sih, si akun 'hantu' ini kerjanya ngapain. Entah mungkin dia kepo sama foto-foto gue, atau kepo sama isi Insta Story gue, which means dia tau gue lagi pergi kemana, ngapain, sama siapa. Yeu, sok hits banget dong eug. Awalnya gue risih sama akun-akun stalk ini. Masalahnya adalah, gue gak tau siapa dibalik akun ini dan mereka bisa tau kegiatan gue sehari-hari dari Insta Story. Ngeri dah, doi tau gue siapa, tapi gue gak tau dia siapa (re: bersembunyi dibalik identitas orang). Lalu gue mencoba block beberapa akun yang gue tau kalau itu adalah stalk account, tapi lama kelamaan capek juga soalnya pasti bermunculan lagi yang lainnya.

Kenapa gak digembok aja akunnya? Kan biar gak sembarang orang yang bisa liat postingan lo.

Iya, awalnya gitu, tapi gue males harus confirm satu-satu kalo ada request. Akhirnya gak gue gembok lagi. Se-mood-nya gue aja sih, kalo lagi pengen privasi kadang gue gembok, kalau bosen gue buka lagi. Gitu aja terus. Walaupun gue udah punya second account, tapi gue juga perlu privasi dong di main account gue. Gue labil. Yaudah. Oke. Bye.

***

Terus apa faedahnya dari ketiga akun itu? Ya kagak ada. Suka-suka tiap orang aja mau punya apa enggak. Mau bikin apa enggak. Gue punya second account bukan berarti gue mengklasifikasi lingkungan pertemanan gue dengan mengkotak-kotakkan siapa yang berhak tau dan siapa yang enggak. Kalau ada yang ngerasa deket sama gue tapi guenya biasa aja, ya maap. Tapi dengan gue mengaku bahwa gue punya second account kan tandanya gue jujur ke orang-orang kalau gue tidak menyalahgunakan akun itu untuk hal-hal yang merugikan. I do that just because I want to, doesn't mean to bother anyone.

Siapa aja boleh punya second account, tapi kalau fake account dan stalk account... gue rasa gak perlu. Dua hal itu menurut gue lebih banyak mudharat-nya dibanding manfaatnya. Gak baik karena ngelakuin kayak gitu cuma bikin penyakit hati. Dengan lo bikin akun palsu atau bahkan dengan tujuan buat mencari tahu kehidupan orang lain hanya akan membuat lo membanding-bandingkan kehidupan lo dengan mereka yang lo ikuti terus kesehariannya. Takutnya malah bikin iri dan dengki. Lo akan mengurusi segala hal mulai dari pakaian, cara bicara, serta gaya hidup mereka. Padahal disisi lain, ada banyak hal yang lebih bermanfaat yang bisa dilakukan selama waktu itu terbuang buat mengurusi hidup orang. Terakhir, lo juga jadi berbohong, karena lo berinteraksi di sosial media atas nama orang lain, atas identitas orang lain. Disamping itu, lo juga mengambil hak privasi orang yang lo curi identitasnya. Bayangin kalau identitas pribadi dan foto-foto lo diambil orang yang bahkan lo gak tau dia siapa. Risih, bukan?

Jadilah pengguna sosmed yang bijak. Kalau sosial media lebih banyak negatifnya buat lo, tinggalin! Zaman semakin canggih, kita juga harus lebih cerdas dan bijak menggunakan teknologi. Jangan sampai jari-jari lo digunakan untuk hal-hal yang merugikan orang lain hanya karena diberi kebebasan dalam menggunakan sosial media.

Comments

Popular posts from this blog

WHY I LOVE EXO

CANDU MEDIA SOSIAL