CANDU MEDIA SOSIAL

Setelah beberapa bulan gue baru sadar kalau selama ini, selama berbulan-bulan itu, gue sangat gak bisa lepas dari yang namanya social media. Mungkin sebenarnya gue udah gak bisa lepas dari dulu, cuma bedanya adalah sekarang banyak banget macam-macam sosmed. Contoh media sosial berbasis pesan singkat ada Line, Whatsapp, atau BBM. Sedangkan jenis sosmed yang lain ada lebih banyak, contohnya Facebook, Twitter, Snapchat, Youtube, dan yang lagi rame banget nih Instagram.

Honestly, gue sekarang lagi gak bisa lepas banget sama Youtube dan Instagram. Dua sosmed ini bener-bener racun buat kehidupan sehari-hari gue, terutama Instagram. Gue bener-bener gak bisa ada waktu kosong dikit karena dikit-dikit maunya buka Instagram. Berhubung di rumah gue gak ada wi-fi, jadinya gue 100% pake mobile data. Dalam sebulan gue bisa tiga sampai empat kali beli kuota (sekali beli kuota sekitar 8gb, 8x4=24gb). Bisa dibayangin betapa borosnya gue dan berapa banyak rupiah yang gue habiskan cuma semata-mata buat sosmed? Gila.

Mungkin gue cuma salah satu dari sekian netizen yang punya masalah sama. Selama ini kita gak sadar kalau perlahan hidup kita mulai dibudakin sama sosmed. Ambilah gue sebagai contoh, dalam sehari mungkin gue bisa enam kali pegang smartphone. Dan setiap kali gue buka sosmed, tanpa sadar waktu gue udah terbuang satu atau dua jam. Misalnya gue iseng buka Instagram, perasaan baru scrolling scrolling bentar, tau-tau gue udah melototin HP sejam. Akibatnya adalah gue semakin tidak produktif setiap harinya. Gue mendadak budek dipanggil nyokap kalo lagi megang smartphone. Yang seharusnya gue mandi atau makan siang, malah diundur waktunya gara-gara gue keasyikan main sosmed.

Keasyikan liatin feeds, bro, sis.
(Source: Google)

Selain Instagram, racun kedua gue adalah Youtube. Kalau kuota lo banyak tapi gak youtube-an, kayaknya agak mubadzir kuota lo. Well, itu cuma pendapat pribadi gue, sih. Ada beberapa Youtuber dalam negeri yang kontennya rajin gue ikuti, kayak Gita Savitri Devi dan Nessie Judge. Selain itu gue juga mengikuti channel-nya Suhay Salim dan Tasya Farasya. Mereka berdua Youtuber lokal favorit gue karena mereka kocak banget. Loh make up? Iya, gue suka banget liatin mereka berdua dandan-dandan. Racun! Terutama mereka itu aktif banget dan rajin unggah video. Itu cuma beberapa dari contoh Youtuber yang channel-nya gue ikuti. Belum termasuk kekepoan tidak penting gue, contohnya video White Heads Removal. Gue sering banget liatin video 'jorok' kayak gitu, yang cabut komedo, yang cabut bulu ketek, yang cong3knya dikeluarin. Maap loh kalo ada yang jijikan, tapi yes, gue memang segabut itu sampe iseng cari-cari video yang disgusting but satisfying at the same time. Wow, berfaedah sekali ya.


Mbak Suhay panutanqu.

Itu baru hal-hal bagus aja yang bisa lo dapat dari sosmed. Banyak informasi dan pengetahuan yang bisa lo dapat dari media sosial. Tapi, selain itu, lo juga harus hati-hati karena sosmed juga bisa bikin penyakit buat lo.

Zaman semakin berkembang, teknologi semakin maju, tapi pemikiran manusia gak jalan-jalan. Akhir-akhir ini gue terus memerhatikan perilaku warganet a.k.a netizen di media sosial. Apabila seorang public figure semakin terkenal dan punya pengaruh, maka semakin banyak pula ujaran kebencian yang ditimpakan padanya.

Contohnya Gita Savitri Devi, dia ini tadinya bukan siapa-siapa sampai dia jadi Youtuber dan bahkan dia udah masuk TV segala. Gue tonton semua videonya Gita, mulai dari vlognya sampai video 'Beropini'. Nah, Beropini ini bagus sodara-sodara, Gita ini benar-benar membuka pikiran kita terhadap isu-isu terkini. Dia menyampaikannya santai tapi dengan pemikiran secara global. Menurut gue pribadi, kontennya dia cukup bagus buat menyelamatkan generasi muda macam gue. Dan orang penyebar hal baik seperti Gita aja banyak yang gak suka geng! Bayangin gimana mereka yang kontennya konsumtif, hedon, dan yang ngomongnya suka gak pake 'filter' hehe. Bayangkan gimana tajamnya mulut netizen yang gak jarang bikin para public figure itu langsung off sementara dari sosmed. Sosmed memang sekejam itu.

Gita Savitri Devi.
Maa shaa Allah, cakep banget geng.

Gue sebenernya sadar kalau dua sosmed ini (Instagram dan Youtube) bikin gue jadi males dan gak realistis sama hidup yang yang harus gue jalani. Candu sosmed ini secara gak langsung juga bikin penyakit hati. Tapi kadang gue juga masih dibutain sama candu yang kalau gak diturutin gue merasa kayak uring-uringan. Ibarat sakaw. Sadar tapi khilafnya gak ilang-ilang. Begitu kira-kira. Dan alhamdulillah, gue bukan termasuk netizen yang suka nyinyir di kolom komentar orang. Gue gak suka, yang ada malah memicu pertengkaran doang, padahal lo gak kenal lo berantem sama siapa. Giliran udah kelewatan, baru lapor atas pencemaran nama baik, atau serangan ujaran kebencian di media sosial. Kelar udeh.

Oleh karena itu, gue perlahan sedang mengobati candu gue dengan para sosmed ini. Gue mulai skip gak beli kuota buat smartphone, tapi gue beli kuota buat modem doang. Dengan catatan, gue gak ngisi kuota banyak-banyak, secukupnya aja, itung-itung buat skripsian. Dengan begitu gue jadi 'terpaksa' buat gak gatel ngabisin kuota gue. Sebaliknya, gue mulai melakukan sesuatu yang lebih produktif. Bikin blog misalnya. Karena salah satu faktor itulah yang menggerakkan gue untuk nulis di blog. Walaupun keahlian gue menulis juga masih perlu banyak yang dikoreksi, tapi setidaknya gue ingin menyalurkan hal-hal positif buat sesama pengguna media sosial. Karena hal positif itu bisa didapat dari mana aja kan?

Tentu saja gue gak bisa langsung menghilangkan candu sosmed gue ini plek-plekan. Perlahan, gue sedang berproses. Gue ingin candu sosmed yang gue punya ini setidaknya ada sedikit manfaatnya buat hidup gue. Nggak melulu liatin gaya hidup orang, atau nyinyirin orang, gue juga ingin berbagi hal-hal baik ke orang. Paling enggak, gue gak melakukan ujaran kebencian ke orang yang bahkan gue gak tau dia di kehidupan aslinya kayak gimana. Daripada ngurusin hidup orang dan mencari segala kekurangannya, lebih baik gue menciptakan kreativitas dan manfaat buat diri gue sendiri, yekan?

Semangat buat kalian yang lagi berjuang buat menghadapi kerasnya candu sosmed. Jangan sampe jadi netizen yang punya penyakit hati dan suka melakukan ujaran kebencian. Jadilah netizen yang pintar dan cerdas memfilter sendiri konten sosmed yang baik buat diri lo. Semangat juga buat diri gue sendiri, semangat berkarya, dan semangat menyebar kebaikan. Bismillah.

Comments

Popular posts from this blog

WHY I LOVE EXO

FENOMENA SECOND ACCOUNT, FAKE ACCOUNT, DAN STALK ACCOUNT